Mengenal Hoarding: Penyakit Menimbun Barang dan Cara Mengatasinya

Apakah kamu punya teman atau saudara yang suka menimbun barang-barang lama? Mulai dari kardus bekas, baju yang sudah tidak muat, sampai perabot rusak yang katanya “siapa tahu nanti kepake”.


Kalau sekedar satu-dua barang mungkin masih wajar, tapi ketika rumah mulai penuh sesak karena kebiasaan ini, bisa jadi itu gejala hoarding.


Hoarding bukan sekedar hobi mengoleksi atau rasa “sayang kalau dibuang”. Ini adalah kondisi psikologis yang membuat seseorang kesulitan membuang barang, meskipun barang itu sudah tidak berguna atau rusak.


ilustrasi hoarding
(sumber : unsplash/nick fewings)



Apa Itu Hoarding?

Secara sederhana, hoarding adalah kebiasaan menimbun barang dan enggan membuangnya. Barang-barang tersebut bisa berupa apa saja: kertas bekas, pakaian, plastik, bahkan makanan basi.


Dalam dunia psikologi, kondisi ini dikenal sebagai Hoarding Disorder dan sudah diakui dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).


Bedanya dengan orang biasa yang suka menyimpan barang, penderita hoarding mengalami keterikatan emosional berlebihan pada benda dan merasa cemas luar biasa jika harus melepasnya.



Ciri-Ciri Hoarding

Beberapa tanda umum hoarding yang sering terlihat antara lain:

  • Enggan membuang barang meski tidak lagi berguna.

  • Terlalu terikat secara emosional pada benda.

  • Marah atau cemas jika ada orang lain yang mencoba membereskan.

  • Rumah dipenuhi tumpukan barang sampai fungsi ruang terganggu.

Jika kamu melihat gejala ini di rumah, bisa jadi ada anggota keluarga mu yang menderita hoarding.


Penyebab dan Faktor Pemicu Hoarding

Hoarding tidak muncul begitu saja. Ada kombinasi faktor bawaan dan pengalaman hidup yang memicunya, seperti:

  • Faktor genetik: ada kecenderungan menurun dalam keluarga.

  • Kepribadian: perfeksionis, sulit mengambil keputusan, atau mudah cemas.

  • Gangguan psikologis lain: depresi, OCD, atau mudah panik.

  • Pengalaman traumatis: kehilangan orang terdekat, kebangkrutan, atau terkena bencana.

  • Pola asuh keluarga: sejak kecil dibiasakan menyimpan semua barang karena dianggap “masih berguna”.

Dengan kata lain, gangguan hoarding adalah hasil campuran antara kondisi mental, kepribadian, dan pengalaman hidup seseorang.


Tingkat Keparahan Hoarding

Gangguan hoarding dibedakan berdasarkan tingkat keparahannya, mulai dari yang ringan sampai paling berat:

  • Ringan: menumpuk sedikit barang dan belum mengganggu anggota keluarga lain yang serumah.

  • Sedang: sudah mulai mengganggu kenyamanan dan kebersihan rumah. Barang yang ditimbun semakin banyak.

  • Berat: hampir seluruh rumah dipenuhi barang, risiko kesehatan dan keselamatan sangat tinggi, penderita terisolasi secara sosial.

Semakin lama dibiarkan, hoarding bisa berkembang ke tahap berat dan akan semakin sulit ditangani tanpa bantuan profesional.


Dampak Hoarding Terhadap Orang Lain

Bukan hanya penderita, orang lain yang tinggal serumah maupun tidak serumah juga bisa terkena dampaknya:

  • Kesehatan fisik: kesehatan fisik orang yang tinggal serumah dapat terganggu karena hoarding akan menimbulkan debu, jamur, serangga, bahkan tikus bisa berkembang biak.

  • Kesehatan mental: anggota keluarga merasa stres, frustrasi, hingga malu mengundang tamu.

  • Kehidupan sosial: jika sudah sangat parah mungkin bahkan bisa mengganggu tetangga, misalnya ada bau menyengat yang keluar dari rumah.

Hoarding jelas bukan hanya soal penyakit menimbun barang, tapi bisa mengacaukan kualitas hidup seluruh keluarga.


Cara Mengatasi Hoarding

Lalu, bagaimana jalan keluarnya? Berikut beberapa langkah yang bisa membantu:

1. Bangun Komunikasi

Langkah awal adalah berkomunikasi dan menyadarkan penderita tanpa menyalahkan. Gunakan bahasa yang lembut.


2. Terapi Psikologis

Cognitive Behavioral Therapy (CBT) terbukti efektif membantu penderita hoarding mengubah pola pikir dan berlatih melepaskan barang. Dalam kasus tertentu, psikiater juga bisa memberikan obat untuk mengatasi kecemasan atau depresi.


3. Pembersihan Secara Bertahap

Apabila bisa dinegosiasikan, lakukan pembersihan secara bertahap.


4. Cari Dukungan Eksternal

Jika kondisi sudah sangat berat, pertimbangkan bantuan profesional, komunitas pendukung, atau layanan kesehatan mental.


Penutup

Gangguan hoarding bukan sekedar masalah penyakit menimbun barang. Ini adalah kondisi psikologis yang kompleks dan bisa berdampak serius bagi penderita maupun keluarga.


Namun, dengan pemahaman, dukungan, dan terapi yang tepat, masih ada harapan untuk menemukan jalan keluar.


Kalau kamu atau orang terdekat mulai menunjukkan gejala hoarding, segera lakukan pencegahan selagi masih mudah diatasi.



0 Reviews:

Posting Komentar

-->

SEDANG RAMAI DIBACA:

Arsip Blog