Kenapa Solidaritas Driver Ojol Begitu Kuat (dan Bisa Meledak?)

Tidak bisa dipungkiri jika solidaritas sesama driver ojek online itu sangat kuat. Salah satu contoh yang cukup sering gue jumpai di jalan ketika melihat iring-iringan ambulance yang melintas dikawal oleh segerombolan ojek online.


Gak perduli apa warna jaketnya, tapi solidaritas mereka tetap sama.


Kadang gue mikir, kenapa bisa begitu ya? Apa yang membuat komunitas ojol ini begitu solid?


Sekelompok driver ojek online berjaket hijau dengan helm, berdiri berbaris seperti demonstrasi menghadap gedung pemerintahan
(sumber : Dok. Pribadi)

Fenomena Solidaritas Ojol

Komunitas ojol punya ciri khas yang kuat. Mereka mengenakan jaket khusus dengan warna mencolok. Biasanya mereka juga tergabung dalam grup WhatsApp sehingga mudah untuk saling berkomunikasi. Mereka sama-sama bekerja di jalan dengan risiko tinggi: kecelakaan, konflik dengan penumpang, hingga gesekan dengan pengendara lain.


Identitas profesi inilah yang membentuk rasa kekeluargaan dan solidaritas. Karena itu, ketika ada anggota ojol yang terkena musibah, respons mereka bukan sekedar simpati lewat kata-kata, tapi solidaritas kolektif dalam aksi nyata.


Beberapa Kasus yang sempat Viral

1. Kericuhan Ojol vs Debt Collector di Palembang

Pada 2023, ratusan driver ojol terlibat bentrok dengan kelompok debt collector di Palembang. Kejadian dipicu karena kelompok Debt Collector mengambil paksa motor dari salah seorang driver ojol.


Situasi sempat memanas hingga aparat turun tangan. Fenomena ini memperlihatkan betapa cepatnya jaringan ojol bereaksi ketika ada rekan yang terlibat dalam suatu masalah.



2. Kasus “Saya Orang Pelayaran”

Juli 2025, seorang driver ojol dianiaya oleh pelanggan yang mengaku “orang pelayaran”. Videonya sempat viral di media sosial. Dalam waktu singkat, puluhan hingga ratusan ojol berdatangan ke lokasi untuk menuntut keadilan. Lagi-lagi bisa dilihat betapa solidnya komunitas ini.



3. Insiden Mako Brimob

Dan yang terbaru, 28 Agustus 2025, publik dihebohkan insiden seorang driver ojol tewas terlindas kendaraan taktis brimob di kawasan bendungan hilir.


Pada hari itu sedang ada demo besar yang diarahkan ke Gedung DPR, lantas aparat melakukan pengamanan. Namun karena situasi semakin lama semakin tidak kondusif sehingga terjadilah insiden tersebut.


Kejadian ini memicu kemarahan sesama driver dan gelombang demonstrasi masih terus berlanjut hingga hari berikutnya. Kasus ini menunjukkan betapa sensitifnya solidaritas ojol terutama jika menyangkut nyawa rekan mereka.



Kenapa Bisa Sebesar Itu?

Dalam psikologi sosial, ada beberapa konsep yang bisa menjelaskan fenomena ini:


1. Social Identity Theory

Driver ojol melihat diri mereka sebagai bagian dari kelompok. Jika ada anggota yang disakiti, seluruh kelompok merasa ikut diserang.



2. Collective Effervescence

Emosi menular dalam kerumunan. Begitu satu orang marah, mudah sekali energi itu menyebar ke yang lain.



3. Deindividuation

Dalam kerumunan, identitas individu melebur. Orang yang biasanya tenang bisa ikut teriak atau bahkan agresif karena larut dalam situasi dan kondisi.



4. Relative Deprivation

Banyak driver ojol merasa sering diperlakukan tidak adil oleh aparat, penumpang atau bahkan perusahaannya sendiri. Rasa ketidakadilan itu menumpuk sehingga ketika ada kesempatan seperti ini sering kali menjadi sarana pelampiasan.



Refleksi

Solidaritas ojol adalah kekuatan sosial yang unik. Mereka bukan sekedar individu pencari nafkah, melainkan komunitas dengan identitas kolektif yang begitu kuat.


Tantangannya: bagaimana menjaga energi solidaritas itu tetap positif?


Jika diarahkan ke gotong royong, aksi sosial, dan saling membantu, solidaritas ojol bisa menjadi inspirasi. Tapi jika dibiarkan meledak tanpa kendali, energi itu bisa berubah menjadi kekuatan liar yang akan sulit diredam.


Pada akhirnya, menurut gue fenomena ini memberi pelajaran penting bagi kita semua: identitas kelompok bisa menjadi sumber kekuatan luar biasa, tapi juga bisa jadi bara yang mudah menyulut api.




0 Reviews:

Posting Komentar

-->

SEDANG RAMAI DIBACA: