Kandungan Gula Tinggi dalam Teh Manis Kemasan serta Dampaknya bagi Kesehatan

Teh manis dalam kemasan yang banyak dijual di warung hingga supermarket memang sangat menggiurkan, rasanya manis, harganya terjangkau, dan langsung bisa dinikmati.

Namun, dibalik kenikmatan sesaat tersebut, tersembunyi bahaya nyata yang mengancam kesehatan.


Ilustrasi botol teh manis kemasan dengan label 20-40 gram gula
(Sumber foto : Dok. Pribadi)


Kebiasaan Minum Teh Manis di Indonesia

Harus kita akui bahwa teh manis sudah sangat melekat di kehidupan kita sehari-hari.
  • Pagi sebelum berangkat sekolah atau kerja, teh manis hangat biasanya sudah tersedia di meja makan.
  • Ada saudara atau kerabat bertamu ke rumah, disambut dengan teh manis.
  • Sampai ke warung-warung makan hingga restoran kelas atas pun menyediakan teh manis di daftar menunya.
Seiring waktu, tradisi ini mulai mengalami pergeseran. Kalau dulu kita menyeduh teh manis sendiri di rumah, kini banyak orang yang memilih teh manis dalam kemasan karena praktis, murah, dan bisa dinikmati kapan saja.

Teh manis kemasan pun perlahan menjadi bagian dari rutinitas harian, melanjutkan kebiasaan lama dalam bentuk baru—namun dengan risiko kesehatan yang tidak lagi bisa diabaikan.

Kandungan Gula Dalam Teh Manis Kemasan dan Batas Aman Harian

Rata-rata 1 botol teh manis kemasan (350–500 ml) mengandung 20–40 gram gula bervariasi tergantung jenis dan merk. Kalau dikonversi, itu setara dengan 5–10 sendok teh gula.

Sementara, menurut American Heart Association (AHA), batas aman konsumsi gula harian adalah sebagai berikut :

  • Pria Dewasa : Maksimal 36 Gram (9 sendok teh)
  • Wanita Dewasa : Maksimal 25 Gram (6 sendok teh)
Yang lebih mengkhawatirkan, sebenarnya tanpa minum teh manis kemasan pun kita sudah mendapat gula dari makanan sehari-hari, misalnya:
  • Sepotong donat: ±10 gram gula.
  • Seporsi nasi goreng dengan kecap: ±7–10 gram gula.
  • Saus & sambal botolan: 1–2 gram gula per sendok makan.
  • Jajanan pasar (klepon, bolu, lupis): 8–15 gram gula per porsi.
  • Dll
Bayangkan kalau semua itu ditambah dengan 1–2 botol teh manis kemasan setiap hari, konsumsi gula bisa 2–3 kali lipat dari yang direkomendasikan.


Efek Jangka Panjang Konsumsi Gula Berlebih

Apabila tubuh kita menerima asupan gula berlebih terus-menerus dalam jangka panjang, maka akan timbul beragam efek negatif seperti :

1. Obesitas – gula berlebih disimpan sebagai lemak, bikin berat badan naik dan perut buncit.

2. Diabetes tipe 2 – konsumsi gula tinggi memaksa pankreas kerja ekstra, lama-lama bisa rusak.

3. Penyakit jantung & stroke – gula berlebih tingkatkan trigliserida dan tekanan darah.

4. Kerusakan gigi – gula jadi makanan bakteri, bikin gigi cepat berlubang.

5. Fatty liver (perlemakan hati) – fruktosa berlebih numpuk di hati.

6. Kecanduan manis – gula bikin otak nagih karena efek dopamin.

Perlu diingat bahwa risiko penyakit seperti diabetes tidak hanya dipengaruhi oleh konsumsi gula berlebih saja, tetapi juga oleh berbagai faktor lain seperti genetika, pola makan secara keseluruhan, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan lainnya.

Data Kasus Diabetes di Indonesia

Tren ini bukan sekadar teori. Data yang dimiliki International Diabetes Federation (IDF) menunjukan peningkatan kasus diabetes di Indonesia dari waktu ke waktu dengan rentang usia penderita dari usia 20 - 79 tahun.
  • Tahun 2000: 5,7 juta penderita.
  • Tahun 2011: 7,3 juta penderita.
  • Tahun 2021: 19,5 juta penderita.
  • Tahun 2024: 20,4 juta penderita.
Dan proyeksi untuk tahun 2050 bisa mencapai 28,6 juta penderita kalau tidak ada perubahan gaya hidup.

Artinya, gaya hidup tinggi gula (termasuk kebiasaan minum teh manis kemasan setiap hari) punya kontribusi nyata terhadap meningkatnya kasus diabetes.


Penutup

Kesadaran terhadap risiko konsumsi gula berlebih sangat penting untuk menjaga kesehatan kita. Mengurangi kebiasaan minum teh manis kemasan dan memilih alternatif minuman yang lebih sehat bisa menjadi langkah awal yang mudah namun berdampak besar.

0 Reviews:

Posting Komentar

-->

SEDANG RAMAI DIBACA:

Arsip Blog